8 Cara Menyusun Sustainability Report yang Informatif

8 Cara Menyusun Sustainability Report yang Informatif
Sustainability report atau laporan keberlanjutan kini telah menjadi bagian integral dari strategi komunikasi banyak perusahaan, terutama di tengah kesadaran global yang semakin meningkat terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan tata kelola perusahaan (ESG). Bagi perusahaan, sustainability report bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban atau regulasi, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan transparansi, membangun kepercayaan, dan menarik perhatian investor yang peduli dengan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis.
Namun, menyusun laporan keberlanjutan yang menarik dan informatif bukanlah pekerjaan yang sederhana. Sebuah laporan keberlanjutan yang baik harus lebih dari sekadar angka dan data. Laporan tersebut harus menceritakan kisah yang jelas dan dapat dipahami, mencakup informasi yang relevan dan terukur, serta disusun dengan cara yang menarik perhatian semua pihak yang berkepentingan.
Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis untuk menyusun sustainability report yang tidak hanya mematuhi standar internasional, tetapi juga menarik dan mudah dipahami oleh audiens yang luas.
1. Tentukan Tujuan dan Audiens Laporan Keberlanjutan
Sebelum mulai menulis, penting untuk memahami tujuan laporan keberlanjutan dan siapa audiens yang akan membacanya. Tujuan laporan ini akan memandu seluruh proses penyusunannya, mulai dari pemilihan data yang akan dimasukkan hingga bagaimana cara menyajikan informasi.
Beberapa tujuan utama dari sustainability report adalah:
- Transparansi: Memberikan informasi yang jelas mengenai kinerja keberlanjutan perusahaan.
- Akuntabilitas: Memperlihatkan kepada pemangku kepentingan bagaimana perusahaan bertanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungannya.
- Hubungan Investor: Menunjukkan komitmen perusahaan terhadap prinsip ESG untuk menarik investor yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan.
- Engagement dengan Stakeholder: Membantu perusahaan berkomunikasi dengan karyawan, pelanggan, dan masyarakat tentang upaya keberlanjutan mereka.
Audiens laporan keberlanjutan bisa sangat bervariasi, mulai dari investor, regulator, karyawan, pelanggan, hingga masyarakat umum. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan gaya penulisan, kedalaman informasi, dan fokus topik berdasarkan audiens yang dituju.
2. Pilih Standar Laporan yang Sesuai
Untuk memastikan bahwa sustainability report Anda memenuhi standar internasional, pilihlah standar pelaporan yang tepat. Beberapa standar pelaporan yang paling umum digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia adalah:
- Global Reporting Initiative (GRI): Memberikan pedoman lengkap untuk melaporkan kinerja keberlanjutan dalam tiga dimensi utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola.
- Sustainability Accounting Standards Board (SASB): Fokus pada pelaporan yang relevan untuk keputusan investasi, mengidentifikasi isu-isu keberlanjutan yang material untuk industri tertentu.
- Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD): Pedoman untuk melaporkan risiko dan peluang terkait perubahan iklim.
Menentukan standar yang tepat sangat penting karena ini akan memberikan struktur dan kerangka kerja yang jelas untuk laporan Anda. GRI, misalnya, lebih cocok bagi perusahaan yang ingin memberikan gambaran umum tentang dampak sosial dan lingkungan mereka. Sementara SASB cocok bagi perusahaan yang berfokus pada investasi dan ingin menarik perhatian investor yang memperhatikan faktor ESG.
3. Tentukan Indikator Kinerja yang Relevan
Setelah menentukan standar yang akan digunakan, langkah berikutnya adalah memilih indikator kinerja yang relevan. Indikator ini adalah metrik yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan keberlanjutan yang telah ditetapkan. Indikator yang dipilih harus spesifik, terukur, dan relevan dengan konteks bisnis.
Beberapa indikator kinerja yang sering digunakan dalam laporan keberlanjutan meliputi:
- Lingkungan: Emisi gas rumah kaca (GRK), konsumsi energi terbarukan, pengelolaan air, pengurangan limbah, dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
- Sosial: Kesejahteraan karyawan, keberagaman dan inklusi, upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal, program CSR (Corporate Social Responsibility).
- Tata Kelola: Praktik manajemen yang baik, transparansi dalam pengelolaan, kebijakan anti-korupsi, serta pengungkapan kompensasi eksekutif yang adil.
Indikator-indikator ini harus berhubungan langsung dengan tujuan keberlanjutan perusahaan dan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja perusahaan. Perusahaan juga harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan untuk indikator-indikator ini dapat diverifikasi dan diakses oleh stakeholder.
4. Sajikan Data dengan Visualisasi yang Menarik
Salah satu tantangan utama dalam menyusun sustainability report adalah bagaimana menyajikan data yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami. Oleh karena itu, visualisasi data memainkan peran yang sangat penting dalam laporan keberlanjutan yang menarik.
Beberapa jenis visualisasi data yang dapat digunakan meliputi:
- Grafik batang untuk menunjukkan perbandingan kinerja antar periode atau antar divisi perusahaan.
- Diagram lingkaran untuk menggambarkan distribusi sumber daya atau dampak yang dihasilkan.
- Peta untuk menunjukkan lokasi proyek keberlanjutan atau dampak sosial perusahaan.
- Infografis untuk menyajikan informasi penting secara ringkas dan menarik.
Visualisasi yang baik dapat membantu menyederhanakan data yang rumit, membuat laporan lebih mudah dibaca, dan meningkatkan daya tarik laporan tersebut. Pastikan bahwa setiap grafik atau diagram memiliki keterangan yang jelas dan mudah dimengerti oleh audiens yang tidak terlibat langsung dalam bisnis Anda.
5. Fokus pada Cerita Perusahaan
Laporan keberlanjutan yang baik lebih dari sekadar deretan angka dan statistik. Sebuah laporan keberlanjutan yang efektif harus menyampaikan cerita tentang bagaimana perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan keberlanjutan, mengatasi tantangan yang dihadapi, dan meraih pencapaian-pencapaian signifikan.
Misalnya, ceritakan bagaimana perusahaan mengurangi jejak karbonnya melalui penggunaan energi terbarukan atau bagaimana mereka berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Cerita-cerita ini akan memberikan konteks emosional bagi pembaca dan membuat mereka lebih terhubung dengan upaya keberlanjutan yang dilakukan perusahaan.
6. Sertakan Pencapaian dan Tantangan
Dalam sebuah laporan keberlanjutan, penting untuk tidak hanya menyampaikan pencapaian, tetapi juga tantangan yang dihadapi perusahaan. Kejujuran dan transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan.
Jika ada area di mana perusahaan belum sepenuhnya mencapai tujuannya atau jika ada tantangan yang belum teratasi, penting untuk mencantumkan hal tersebut dalam laporan dan menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasinya di masa depan. Dengan cara ini, perusahaan menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan berkelanjutan dan tidak hanya menampilkan hasil yang positif.
7. Sertakan Rencana Tindakan dan Komitmen Masa Depan
Selain memaparkan pencapaian saat ini, perusahaan juga perlu menyertakan rencana tindakan untuk jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki komitmen berkelanjutan terhadap keberlanjutan dan berencana untuk terus memperbaiki kinerjanya di masa depan.
Rencana ini bisa mencakup:
- Inisiatif baru yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan.
- Target yang ingin dicapai pada periode laporan berikutnya.
- Proyek jangka panjang yang akan diinvestasikan untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar.
Dengan menyertakan rencana ini, perusahaan menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya fokus pada pencapaian saat ini, tetapi juga pada pembangunan masa depan yang lebih baik.
8. Evaluasi dan Perbaiki Laporan Secara Berkala
Setelah laporan selesai disusun, langkah terakhir adalah evaluasi dan perbaikan. Perusahaan harus mengkaji kembali laporan keberlanjutan mereka untuk memastikan bahwa laporan tersebut relevan, jelas, dan sesuai dengan standar yang berlaku. Jangan ragu untuk melakukan perbaikan di tahun-tahun berikutnya berdasarkan umpan balik dari pemangku kepentingan dan perkembangan dalam industri.
Evaluasi ini juga dapat mencakup penilaian atas pencapaian keberlanjutan perusahaan dan mengidentifikasi area yang masih memerlukan perbaikan.
Kesimpulan
Menyusun sustainability report yang menarik dan informatif adalah proses yang memerlukan perencanaan dan perhatian terhadap detail. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas—menentukan tujuan yang jelas, memilih standar yang tepat, menggunakan visualisasi data yang menarik, dan menyertakan pencapaian serta tantangan perusahaan—Anda dapat menghasilkan laporan yang tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga membantu membangun hubungan yang lebih kuat dengan semua pemangku kepentingan.
Sustainability report yang baik akan menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan reputasi perusahaan, menarik investor yang peduli terhadap ESG, dan memperkuat komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan jangka panjang.