Curhat Pilu Putri dari dr Bambang Sutrisna yang Meninggal karena Covid-19, Tak Temani & Lihat Papa

Curhat Pilu Putri dari dr Bambang Sutrisna yang Meninggal karena Covid-19, Tak Temani & Lihat Papa

Leonita Triwachyuni, putri dr Bambang Sutrisna ini menuliskan sebuah curhatan pilu. Dr Bambang Sutrisna diketahui telah meninggal dunia pada Senin 23 Maret 2020 karena terpapar virus corona. Beliau menghembuskan napas terakhir karena sesak usai memeriksa pasien suspect virus corona.

Melalui curhatan di Instagram story nya, Leonita Triwachyuni meminta kasus sang ayah dijadikan pelajaran untuk semua orang. Leonita Triwachyuni mengimbau agar masyarakat tak main main dengan wabah Covid 19 ini. Seperti yang diketahui, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan tujuh dokter meninggal dunia akibat terpapar virus corona.

Mereka tertular ketika menangani pasien positif Covid 19 ini. Menjadi pahlawan garda depan, para tenaga medis mulai dari dokter hingga perawat bahkan sampai bekerja lebih dari waktu yang biasanya untuk merawat pasien Covid 19. Banyak yang masih meremehkan dan belum menyadari bahaya virus corona yang sesungguhnya, Leonita Triwachyuni meminta masyarakat menjadikan kasus ayahnya ini sebagai pelajaran.

Putri dari Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini berpesan padapasien yang sudah dinyatakansuspectviruscoronaagar tidak kabur dari rumah sakit dan menghindar. Sebab, dampaknya akan jadi mengerikan untuk orang lain, termasuk ayahnya. Ya, ayahnya yang merupakan dokter tertularviruscoronadari pasiensuspectcorona yang ia tangani.

Sang ayah meninggal dunia saat mendapat perawatan di ruang isolasi. Kisah ini dibagikan olehLeonitaTriwachyunipada akun Instagramnya @nonznonz. Ia menceritakan kejadian pahit yang dialami keluarganya melaluiInstaStory.

Menurutnya, sang ayah saat itu tak mengindahkan permintaan keluarga untuk tidak dulu praktek. “Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel, disuru jangan praktek bilangnya kasihan orang dari jauh,” kata Leonita. Namun, rupanya orang yang dikasihani sang ayah bukan sakit biasa.

“Ternyata pasien itu adalah suspek COVID dengan rontgen paru2 uda putih semua. Pasien tersebut yang pulang paksa dari Bintaro karena ini dan itu,” jelasnya. Dari situ, sang ayah mengalami demam dan sesak. “Dibawa ke RS, sesak gak membaik, saturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal,” tulisnya.

Untuk itu, ia meminta kepada semua untuk tidak meremehkanviruscorona. “Saya tulis ini cuma mau minta tolong, plis utk yg punya pilihan, jangan bandel #dirumahaja dan yg udah di RS jangan bandel sampe pulang paksa,” tulisnya. Kemudian ia pun menceritakan kesedihan yang dialami yang ayah sebagai pasiensuspectCovid 19.

“Meninggal sendirian, sesak sendirian Mau minta tolonga? Gak ada perawat berjaga, ruangan isolasi tertutup, keluarga ga bisa lihat Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malem?

Telpon anak dan mantunya, minta tolong,” kata dia. Ia pun sampai menelepon pihak rumah sakit karena keluarga yang berjaga tidak bisa masuk dan melihat kondisi sang ayah. “Marah? Jelas saya marah karena ada orang egois macam kalian yang gak mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita,” katanya.

Ia yang juga merupakan pekerja medis bahkan takut untuk pulang ke rumahnya. Sudah dua minggu ia tak pulang, karena di rumahnya ada 2 orang berusia 60 tahun yang harus dilindungi. “Saya gak punya pilihan untuk #dirumahaja karena saya masih jaga, saya gak dapat jatah swab dari RS karena terbatas, ya saya telan aja sendiri semuanya,” kata dia.

Ia juga memposting foto di mana keluarga hanya bisa menunggu sang ayah dari ruang tunggu, karena sang ayah kondisinya sangat buruk. “Bisa lihat apa dari sini? Ga bisa liat apa2, aku ga tau gimana menderitanya papaku selain dari telepon kemarin malam. Pintu di sini juga berlapis2 jadi ga keliatan papa lagi apa, papa lagi diapain,” tuturnya. Bahkan sampai sang ayah meninggal pun, keluarga tak memiliki foto jenazah saat dimakamkan dan dimandikan.

“Semua ga bisa kami lakukan bahkan sekedar memilih pemakaman yg diinginkan (dan sudah dibeli) papaku aja ga bisa,” tambahnya. Sang ayah pun tidak bisa disemayamkan, sehingga tak ada keluarga yang bisa melihat. “Boro2 disemayamkan, keluarga bahkan ga lihat wajah papaku sejak papaku masuk isolasi. Ga bisa juga nemenin saat papa sesak.

Sekarang yg tersisa cuma deretan bunga di depan rumah yg ga bisa bikin papa kembali,” tulisnya. Ia pun berterima kasih kepada semua orang yang sudah mendoakan. “Tapi sungguh kali ini aja aku harap org2 bisa lebih sadar bahwa #dirumahaja lebih baik. Dan semoga ga ada lagi yg ngotot pulang paksa dari rs ketika sudah dinyatakan harus rawat,” tutupnya.

Dilansir dari Antara, Universitas Indonesia (UI) menyampaikan kabar atas meninggalnya Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof DrdrBambangSutrisnaMHSc pada Senin (23/3) dan mengenang almarhum sebagai sosok yang suka membantu banyak orang. "Kami lagi berduka atas kepergian beliau karena tadi pagi, Senin (23/3) saya mendapatkan informasi tersebut. Benar beliau telah meninggal dunia," ujar Humas UI, Amelita Lusia saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihak UI masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium mengenai penyebab meninggalnya almarhum.

"Intinya kalau sudah ada hasil laboratorioum, nanti kami akan infokan mengenai penyebab almarhum meninggal apa," kata Amelita Lusia. Menurut pihak UI, semasa hidup almarhum Prof DrdrBambangSutrisnadikenal sebagai sosok yang baik dan peduli terhadap kemanusiaan. "Almarhum juga dikenal selalu ingin membantu orang, terutama pasien di saat seperti sekarang," kata Humas UI tersebut.

Sebelumnya Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia atau IAKMI dalam akun resmi Instagram nya mengabarkan duka cita yang mendalam atas wafatnya Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof DrdrBambangSutrisna, MHSc. Guru Besar UI tersebut wafat pada Senin (23/3) di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. IAKMI, dalam akun resmi tersebut, juga menyampaikan bahwa Ilmu dan pengabdian yang almarhum berikan semasa hidupnya akan tetap kekal menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan yang sedang berjuang melawanviruscorona(COVID 19) di Indonesia.