Kesaksian Warga yang Selamatkan Pilot Pesawat TNI Jatuh di Riau: Saya Sempat Kasih Minum dan Salep

Kesaksian Warga yang Selamatkan Pilot Pesawat TNI Jatuh di Riau: Saya Sempat Kasih Minum dan Salep
Indra Kusuma, warga yang menyelamatkan pilot di pesawat TNI AU yang jatuh di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, menuturkan kronologi kejadian. Pesawat tempur tersebut menimpa rumah seorang warga yang diketahui dalam kondisi kosong. Sesaat sebelum meledak, pilot pesawat sempat menyelamatkan diri berkat kursi lontar.
Indra yang tinggal di RT 4/ RW 1 menyebutkan pagi pagi ia tengah bersantai di rumah dengan keluarganya. Tiba tiba terdengar suara ledakan keras. Sang istri berteriak mengatakan ada pesawat jatuh.
Sementara itu tampak pilot menyelamatkan diri dengan menggunakan parasut. Pilot itu kemudian jatuh sekitar 500 meter dari lokasi jatuhnya pesawat, sedangkan kursi pelontarnya jatuh menimpa rumah warga sekitar 250 meter jauhnya. Warga setempat yang terkejut langsung mengelilingi pilot tersebut.
Indra mengaku berusaha mengamankan pilot yang syok. Ia membantu melepaskan parasut yang dipakai sang pilot dan menenangkannya. "Saya bilang tenang dan jangan panik, sambil menunggu jemputan dari TNI," papar Indra.
Saat itu tampak luka memar di wajah pilot, yakni di bagian bawah mata. Indra lalu mengoleskan salep obat memar di wajah sang pilot. Tidak hanya itu, ia memberi minum untuk pilot tersebut.
"Saya oleskan salep di wajahnya karena memang memar wajahnya," tutur Indra. "Saya juga sempat kasih air minum tadi, setelah sebelumnya saya kasih salep," tambahnya. Kejadian jatuhnya pesawat tempur tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Fajar Adriyanto.
Menurut Fajar, kecelakaan terjadi di dekat runway 36 Landasan Udara Roesmini Nurjadin Pekanbaru. "Pada hari ini, Senin (15/6/2020) pukul 08.13 WIB telah terjadi kecelakaan pesawat tempur jenis BAe Hawk 209 dengan nomor registrasi TT 0209," kata Fajar Adriyanto, dikutip dari Kompas.com . Ia menyebutkan identitas pilot adalah Lettu Pnb Apriyanto Ismail.
"Pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru," jelas Fajar. Fajar membenarkan pilot berhasil selamat karena berhasil melontarkan diri dengan kursi lontar. Apriyanto Ismail kemudian mendapatkan pemeriksaan di RSAU dr Soekirman.
"Saat ini berada di RSAU dr Soekirman Lanud Rsn Pekanbaru untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutup Fajar. Dedi Sukisman, saksi mata jatuhnya pesawat tempur TNI AU di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, menuturkan kronologi kejadian. Diketahui pesawat jenis BAE Hawk 209 itu jatuh di antara rumah warga sekitar pukul 07.30 WIB.
Dedi menuturkan awalnya warga sedang beraktivitas seperti biasanya. Tiba tiba terdengar suara dentuman keras. "Kita posisi lagi kerja. Tiba tiba dengar ada suara ledakan," kata Dedi Sukisman saat dihubungi.
Warga di sekitar lokasi kejadian langsung menengok untuk melihat apa yang terjadi. Dedi menuturkan tampak asap keluar dari pesawat tersebut. "Biasa kalau pesawat lewat sudah biasa enggak kami lihat. Karena dengar suara ledakan keras, kita lihat," tutur Dedi.
"Ada asap tampak dari badan pesawat tadi itu," lanjutnya. Sementara itu muncul api dari bagian belakang pesawat. "Begitu pesawat melintas saat kami lagi berdiri, keluar api dari belakang," ungkap Dedi.
Pesawat yang terbakar tersebut semakin lama terbang semakin rendah. "Lama lama kok rendah," papar Dedi. Sampai pada akhirnya pesawat terbang sangat dekat dengan atap rumah.
Dedi menuturkan rumahnya hanya berjarak 100 meter dari lokasi kejadian atau selang satu rumah dari garis batas polisi. Menurut Dedi, rumah yang dihantam pesawat tersebut sedang dalam kondisi kosong. Rumah tersebut diketahui dua tingkat sehingga merupakan rumah paling tinggi di sekitar perumahan.
"Di atas rumah warga, paling tinggi rumah warga itu yang kena. Itu rumah kosong, enggak ada penghuninya," jelas Dedi. "Posisi rumah kosong. Jadi menghantam rumah itu 'kan tingkat dua, mungkin kalau tingkat satu kemungkinan enggak meledak," lanjutnya.