Pengelolaan Sampah Berkelanjutan oleh Dinas Lingkungan Hidup Indonesia

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan oleh Dinas Lingkungan Hidup Indonesia

Pengelolaan sampah menjadi isu strategis dalam tata kelola lingkungan di Indonesia. Setiap harinya, jutaan ton sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, industri, dan perkantoran. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Indonesia memiliki tanggung jawab utama dalam mengatasi permasalahan ini dengan pendekatan berkelanjutan, inklusif, dan inovatif menurut situs https://dlhindonesia.id/.

Permasalahan Sampah Nasional

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 67 juta ton sampah per tahun. Sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan hanya sebagian kecil yang didaur ulang. Tantangan utamanya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dan minimnya infrastruktur pengolahan di tingkat daerah.

Strategi DLH dalam Pengelolaan Sampah

DLH di tingkat pusat hingga daerah mengembangkan berbagai strategi dalam pengelolaan sampah. Strategi ini mengacu pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan bertujuan mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

  1. Kebijakan Pengurangan Sampah Plastik Sekali Pakai
    Beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Denpasar telah melarang penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan. DLH mendorong kebijakan ini melalui regulasi dan kampanye edukasi.
  2. Pembangunan TPS 3R
    Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) dibangun di berbagai kecamatan untuk mengolah sampah secara lokal. Sampah organik diubah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah untuk didaur ulang.
  3. Bank Sampah dan Ekonomi Sirkular
    DLH mendukung pendirian Bank Sampah sebagai sarana pemberdayaan masyarakat. Masyarakat bisa menabung sampah yang bernilai ekonomi dan mengubahnya menjadi pendapatan. Konsep ini memperkuat ekonomi sirkular di tingkat komunitas.
  4. Inovasi Teknologi
    Sejumlah daerah mengembangkan teknologi pengolahan sampah seperti biodigester untuk limbah organik dan incinerator skala kecil. DLH juga mendorong penggunaan aplikasi digital untuk pelaporan dan pengelolaan sampah.

Pelibatan Masyarakat dan Edukasi

DLH aktif mengedukasi masyarakat melalui program:

  • Sekolah Adiwiyata
  • Kampung Iklim (Proklim)
  • Gerakan Bersih Pantai dan Sungai

Edukasi dilakukan secara langsung maupun melalui media sosial, brosur, hingga siaran radio komunitas.

Tantangan yang Dihadapi

Beberapa kendala dalam pengelolaan sampah antara lain:

  • Keterbatasan anggaran daerah
  • Infrastruktur pengolahan yang belum merata
  • Ketergantungan pada TPA konvensional

DLH juga menghadapi tantangan dalam membangun kesadaran masyarakat, terutama di wilayah terpencil atau yang minim akses informasi.

Harapan ke Depan

DLH Indonesia diharapkan semakin memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia usaha dan lembaga pendidikan. Pengembangan insentif untuk daur ulang dan inovasi teknologi juga perlu terus didorong.

Dengan pengelolaan yang terintegrasi dan berbasis masyarakat, sampah tidak hanya dapat dikurangi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.

 

 

Sumber : https://dlhindonesia.id/